Rabu, 03 September 2008

Anggrek Spesies = Anggrek Alam?

Istilah anggrek spesies digunakan untuk anggrek-anggrek yang diakui secara resmi memiliki karakteristik atau spesifikasi tertentu sehingga memenuhi syarat untuk tergabung dalam unit (takson) terkecil dalam hirarki klasifikasi (taksonomi) tumbuhan yang disebut Spesies.

Nah, beberapa spesies yang berbeda ternyata memiliki beberapa persamaan karakteristik yang lebih umum, sehingga spesies-spesies tersebut dapat digolongkan ke dalam takson yang lebih besar lagi, disebut Marga atau Genus (jamak: genera). Sebagai ilustrasi saja, Aceh, Sunda dan Papua adalah ibarat 3 spesies yang berbeda dalam satu genus yang sama yaitu "Indonesia".

Selanjutnya beberapa genus yang memiliki kekerabatan dapat dikelompokkan menjadi satu Keluarga (Family) dan seterusnya seperti diagram di bawah ini:


Catatan:

  • Seluruh spesies anggrek masuk ke dalam keluarga anggrek-anggrekan (orchidaceae).
  • Bagi tumbuh-tumbuhan, istilah Divisio sering dipakai untuk menggantikan Filum.
Lalu apakah anggrek-anggrek yang bukan hidup di alam (in situ) melainkan sudah dipelihara di luar habitat aslinya (ex situ) dapat dikatakan sebagai anggrek spesies? Ya, selama anggrek tersebut masih memiliki spesifikasi yang sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat tadi.

Apabila suatu spesies melakukan perkawinan atau persilangan dengan spesies lain, maka hasil dari persilangan itu akan mewarisi spesifikasi dari kedua induknya sehingga disebut sebagai anggrek silangan, atau anggrek hibrida, dan metoda perkawinan itu dikenal dengan istilah crossing.

Adakah kemungkinan suatu spesies anggrek melakukan perkawinan dengan dirinya sendiri ? Ya. Apabila terjadi demikian, maka metode perkawinan itu disebut selfing. Sedangkan bila spesies tersebut kawin dengan individu lain dari spesies yang sama maka hasil perkawinan itu disebut sibling.

Kesimpulannya, tidak semua anggrek alam dapat disebut anggrek spesies, sebab bisa saja terjadi suatu spesies kawin dengan spesies lain dengan perantaraan angin, atau serangga misalnya. Untuk itu diperlukan serangkaian proses identifikasi yang mengikuti kaidah tertentu dalam taksonomi (ilmu klasifikasi tumbuhan). Setelah itu barulah suatu anggrek dapat didaftarkan ke Royal Horticultural Society di London untuk memperoleh pengakuan nama spesies.

Di Indonesia ada beberapa anggrek spesies yang diberi nama berdasarkan nama penemunya (orang Indonesia), seperti Dendrobium sutiknoi, Paphiopedilum supardii, Vanda metusalae, Paphiopedilum kolopakingii dll.

Berikut saya kutip informasi dari Frankie Handoyo, salah seorang kolektor anggrek di Indonesia, penulis buku 'Native Orchids of Indonesia', melalui mailing list PAI (Perhimpunan Anggrek Indonesia):



Klik di sini untuk memperbesar gambar